Powered By Blogger

Minggu, 31 Juli 2011

Sejarah Tai Ji Quan

Menurut legenda Taichi diciptakan oleh Zhang Sanfeng (di Indonesia dikenal sebagai Thio Sam Hong) seorang pendeta Tao yang hidup di abad ke-12, dan dari ajaran beliau ini kemudian dikembangkan oleh Chen Wangting di abad ke-15. Dari ajaran Chen Wangting inilah lahir Taichi gaya Chen, gaya yang tertua. Gaya Chen ini kemudian dimodifikasi lagi oleh murid-murid di generasi berikutnya, sehingga lahirlah gaya Yang, didirikan oleh Yang Luchan di abad ke-16, gaya Wu oleh Wu Yuxiang di abad ke-17 dan gaya Sun oleh Sun Lutang di abad ke-19.
Senam Taichi kemudian berkembang menjadi bentuk latihan yang digemari, karena memiliki manfaat kesehatan yang baik dan, dengan latihan yang tekun dan sangat mendalam, bisa digunakan untuk pembelaan diri. Oleh karena itu, pemerintah RRC kemudian menciptakan jurus standar untuk pengajaran senam Taichi ini sebagai bagian dari olahraga Wushu , yang dikenal dengan nama 24 langkah Taiji Beijing pada tahun 1956, dan 42 langkah Taiji kompetisi pada tahun 1989. Kedua set standard ini dianggap lebih mudah untuk diajarkan dan ditampilkan daripada jurus tradisional yang lebih panjang dan sulit.

Tradisi Yang Paling Menakutkan Di Dunia

Tradisi atau budaya memang menjadi satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Tapi bagaimana jadinya jika tradisi yang dilakukan bukan tradisi biasa melainkan tradisi yang bersifat menakutkan,..bukan karena namanya tapi karena bentuk atau cara melakukan tradisi atau kebiasaan tersebut. 1. Sati Mungkin agak janggal jika kita menjelaskan dasar kenapa pada akhirnya orang melakukan sati ( dibakar hidup-hidup), tap;i itulah yang terjadi disebuah negara dengan tradisi satinya. Biasanya tradisi sati dilakukan oleh seorang wanita ( bisa istri, ataupun istri simpanan, saudara ipar hingga seorang Ibu ) yang ditinggal mati oleh suaminya. Prinsipnya dari pada setelah kematian suaminya dirinya hanya menjadi bulan-bulanan kemarahan dan dendam dari saudara sang suami akibat meninggalkanya sang suami yang merupakan saudara mereka. Maka wanita itu biasanya memutuskan diri untuk mengakjhiri hidupnya dengan membakar diri. Yang anehnya seorang wanita yang melakukan tradisi satu oleh satu agama tertentu justru diagungkan sebagai pahlawan. 2. Dueling Tradisi saling membunuh yang dilakukan antara dua orang dengan menggunakan senjata tajam. Dimana salah seortang yang mati harus dicocokan dengan senjata dan sesuai dengan aturan eksplisit atau implisit yang telah disepakati sebagai sebuah lambang kehormatan. Tradisi ini biasanya terjadi karena keinginan satu pihak yang merasa telah dihina kehormatannya. Sekalipun bernada prinsip tapi pada kenyataanya dueling ini tidak lain adalah hanya untuk sebuah kepuasan semata. Caranya bisa dilakukan dengan menggunakan senjata pedang ataupun pistol sesuai kesepakatan kedua belah pihak. 3. Seppuku ( Harakiri ) Melakukan bunuh dengan diri dengan cara memotong tubuhnya hingga perutnya terbelah dan isi perutnya terjurai keluar. Itulah tradisi kebanggaan masyarakat Jepang. Kebiasaan ini dilakukan oleh prajurit yang berasal dari kalangan samurai sebagai bukti kesetiaannya. Memang mengerikan karena bentuk bunuh diri yang dilakukannya adalah bahwa sipelaku harus menunggu hingga darah yang ada di tubuhnya habis lantaran sobekan pedang diperutnya hingga seluruh isi perutnya keluar . Itulah kenapa mungkin lantaran terlihat cukup mengerikan, maka untuk mempercepat kematian sang samurai biasanya pada proses hara-kiri didampingi oleh seorang yang disebut Kaishakunin. Siapa dia…dialah yang akan mempercepat proses kematian sang samurai ketika belum juga mati yaitu dengan memenggal kepala samurai tersebut.

Ginseng Korea


Panax schinsen atau ginseng korea adalah jenis ginseng yang berasal dari Korea
Orang Korea menyebut ginseng sebagai insam. Di Korea, Panax schinsen liar yang tumbuh di hutan-hutan lebat pegunungan dinamakan sansam(ginseng gunung). Sansam adalah ginseng liar, sementara insam adalah ginseng yang dibudidayakan.
Walau kapan pertama kali ginseng dibudayakan di Korea tak diketahui, namun kualitasnya sudah diketahui sejak lama. Salah satu produknya dikenal dengan nama goryeo insam (ginseng goryeo/ginseng korea).
Ginseng korea berkualitas baik dikarenakan ditanam pada tanah subur dengan iklim yang mendukung. Sejak lama orang Korea menghargai ginseng dan berusaha keras memilikinya. Seseorang yang mencari ginseng liar di gunung dan menjualnya dinamakan sinamani (penggali ginseng liar).
Karena mengaggap sansam adalah hadiah dewa gunung (sansin), sebelum menggali ginseng mereka berdoa terlebih dahulu kepada dewa gunung dan berhati-hati dalam berkata dan bertindak. Jika menemukan sansam, mereka akan berteriak "sim bwatda" (saya sudah menemukannya), lalu melakukan ritual kepada dewa gunung sebelum menggalinya dengan hati-hati.
Dalam mitologi kore, sansam adalah obat penyembuh yang dihadiahkan dewa. Ia bahkan hidup dan bisa berbicara. Pada saat ini, insam sudah dibudidayakan secara luas karena khasiatnya bagi manusia, antara lain efektif melawan kanker dan penyakit, sebagai tonik, bahan makanan, minuman kesehatan dan sebagainya.

Sabtu, 30 Juli 2011

Wushu

Ilmu bela diri Tiongkok (disebut juga Wushu) berakar pada kebudayaan Tradisional Tiongkok kuno dan mempunyai kandungan nilai yang mendalam. Ia mulanya berasal dari aliran Tao dan ada kaitannya dengan kultivasi(peningkatan bathin). Selain meningkatkan moralitas dan keterampilan artistik, juga menyehatkan tubuh, melindungi diri dan mencegah kekerasan, oleh karenanya huruf Tionghoa “WU” yangberarti “bela diri” terdiri dari dua karakter: “stop” dan “tombak”.
Dalam sejarah Tiongkok kuno, Wushu mulai ada sejak 4000 tahun yang lalu dalam bentuk mirip gulat, contohnya pada legenda kuno “Kaisar Kuning Melawan Chi You”. Semasa Periode Warring (475 – 221 SM), keahlian pedang berkembang. Pada masa Dinasti Han dan Dinasti Tang, nilai yang lebih artistik diperkenalkan dalam ilmu pedang. Contohnya, “Tiga Keajaiban Kaisar Dinasti Tang Besar” yang diungkapkan dalam sajak pujangga terkenal Li Bai, ilmu pedang Pie Min, dan kaligrafi Zhang Xu. Ini menunjukkan bahwa pada masa itu, ilmu pedang mencapai masa keemasannya dalam sejarah Tiongkok kuno bersamaaan populernya bentuk sajak tersebut.
Setelah era dinasti Song dan Yuan, master Taoisme bernama Zhang Sanfeng memperkenalkan Tai Chi. Selanjutnya semasa dinasti Ming dan Qing, telapak Bagua (8 trigram) dan Tinju Xingyi(gaya bebas) tersebar dalam komunitas kultivasi, sedangkan di kalangan rakyat juga muncul dan berkembang tinju Waijia(faksi eksternal) yang gerakannya indah, lentur dan lincah , seperti gaya bunga, gaya tinju panjang, gaya tangan kosong, gaya jungkir balik, gaya cangcorang dan lain-lain, semua berupa teknik Wushu yang berbeda corak. Ilmu bela diri Shaolin yang tersohor dibagi menjadi dua aliran: Aliran Utara dan Aliran Selatan, yang membentuk karakteristik tinju selatan dan tungkai utara.
Selama proses muncul dan perkembangannya, Wushu terbagi menjadi 2 kategori:
Tinju Neijia (Faksi internal) yang menekankan pada kultivasi pribadi. Bentuknya adalah : Tai Chi, Ba Gua, Xing Yi, dll.
Tinju Waijia (Faksi eksternal) yang menekankan pada pelatihan eksternal. Mensyaratkan transformasi bertahap dari pelatihan luar dan kultivasi pribadi untuk mencapai penyatuan jiwa raga. Bentuknya berupa: Hua (gaya bunga), Pao (bedil), Hong (besar), Tinju aliran Selatan, Shaolin, Tong Bi (tangan kosong), Tanglang (cangcorang), Fanzi (jungkir balik) dan Baji (8 jurus), dll.
Tak peduli baik itu Neijia ataupun Waijia, Wushu Tiongkok kuno terdapat berbagai senjata yang dipergunakan, misalnya pisau, tombak, pedang, kapak, pengait dan garpu tusuk, yang semuanya disebut “alat-alat Wushu”.
Berbicara tentang tradisi Wushu Tiongkok, ia meliputi kultivasi karakter moral, apresiasi seni, kesehatan fisik dan ketahanan tubuh. Ia mempunyai arti mendalam pada segi teknik gerakan dan keterampilan seni. Oleh karenanya, Wushu adalah salah satu bagian penting yang diwariskan Dewa kepada manusia dalam kebudayaan luhur Tiongkok